Selasa, 28 Januari 2014

SABAR

ku hentam perasaan ku
ku lempar naluriku
ku buang jauh rasaku

kurengkuh kedamaian hati
kupeluk duka
kubiarkan angin membawanya

biar kata menyejukkan hatiku
biar detik menyabarkanku

biar..
biar..


aku sendiri


Senin, 27 Januari 2014

Belajar dari Kisah Tukang Kayu

Seorang tukang kayu yang sudah tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.

Pemilik perusahaan merasa sedih karena akan kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu dan berkata “Ini adalah rumahmu, hadiah dari kami.”

Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya dia. Seandainya saja ia mengetahui bahwa rumah yang ia kerjakan untuk dirinya sendiri,  tentu ia akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.


------------------------------------
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan.
Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik.
Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Kita semua adalah si tukang kayu yang sedang membangun rumah untuk kita sendiri.
Maka mulai detik ini tentukanlah Sahabatku, rumah seperti apa yang akan kita bangun,
apakah rumah tersebut menjadi Syurga atau sebaliknya menjelma menjadi neraka.
Saat ini, setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap, untuk rumah masa depan kita.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya karena hanya dikerjakan sekali saja dalam seumur hidup.

Hidup kita esok hari adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.

Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.

Minggu, 26 Januari 2014


YA ALLAH....

Hanya kepada-Mu kedua telapak tangan di hulurkan setiap kali menjelang Subuh,
iatu tangan tangan hamba yg memerlukan pertolongan-Mu dan tatapan mata hamba yang penuh harapan dan segudang benak yang bertanya tentang banyak peristiwa.
Ketika lidah bersenandung menyebut nama-Mu, memohon, mengharap dan memanggil. 
Dengan menyebut-Mu, dimana hati menjadi damai, jiwa akan terasa tenang, peraaan menjadi tentram, saraf tidak lagi menegang, akal menjadi sejuk dan keyakinan menjadi manatap.

YAA ALLAH,,,, : Sang Pemilik segala keagungan, kebesaran, kewibawaan dan keperkasaan.
……………………………………………………………………….
Sekalipun kulukiskan keagunganMU
dalam goresan
sebagai tanda kesucian yang mempererat jiwa
Engkau tetap Yang teragung
Dan tempat segala yang bermakna
Ya Tuhan, Hanya pada keagunganMu
Segalanya terasa lapang
……………………………………………………………………….

Ya Allah, gantikanlah penderitaan ini dg kesenangan, balasan kesedihan sebagai perkara yang mengembirakan dan hilangkanlah perasaa takut ini kepada ketentraman.
Ya  Allah, sejukkan gelora hati dengan salju keyakinan dan padamkan gejolak api jiwa dengan air keimanan.
Ya Allah, berikanlah rasa mengantuk sebagai kenyamanan bagi mata yg tidak dapat pejam. Berikan rasa damai bagi jiwa jiwa yg resah ini suatu kedamaian dan berikanlah dg kemenangan yang nyata.
Ya Allah, tunjukanlah penglihatan ini menuju cahayaMu dan bimbinglah orang yg tergelincir menuju petunjukMu.
Ya Allah, lenyapkan segala keraguan dg cahaya mentari di ufuk timur. Hancurkan kebatilan yg bersarang di dalam perasaan dgsecerah sinar kebenaran. Hapuskan segala tibu daya syaitan dengan pertolonagn bala tentaraMU.

Amiin,

PERBEDAAN

Setiap orang mempunyai setiap masalah yg berbeda. Seperti Tuhan ciptakan rupa dan bentuk fisikal yg berbeda. Menjadikan diri kita sama dengan orang lain adalah sesuatu tindakan yg sia sia, ianya seperti melawan kuasa Tuhan yg telah menciptakan manusia dengan rupa dan bentuk yg berbeda.

Sabtu, 25 Januari 2014

HARI INI MILIK KITA

Apabila  berada di pagi hari, janganlah menunggu waktu petang, karena hari ini adalah kesempatan untuk hidup . Oleh itu, tidak perlu memikirkan hari kemarin yg telah berlalu dg segala kebaikan dan keburukan yg menghiasinya.
Tidak juga dg hari esok yang belum tentu datang.
Hari yang saat ini mataharinya menyinari   dan siangnya menyapa  dunia , membuat  mampu memandang alam sekitar. Itulah hari milik  kita, maka manfaatkan hari hari ini sebaik- baiknya..!!!! Maka anggaplah masa hidup  hari ini saja, atau seakan- akan  kita di lahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga.
Falsafah ini akan menyelamatkan kehidupan kita, sehingga tidak terjepit di antara dua kehidupan, masa lalu dg berbagai kesedihan dan kegundahan yg terjadi masa itu dan masa depan yg penuh ketidakpastian dan seringkali menakutkan.
Pusatkan seluruh perhatian dan kreativiti untuk satu hari saja. Dan pada hari inilah harus bertekad mempersembahkan kualiti Sholat yang khusyuk, membaca dan memahami Al-Quraan secara mendalam, merenungi  kehidupan dunia dg sepenuh hati, keseseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam ahklak, kerelaan dg semua yang Allah berikan, perhatikan terhadap keadaan lingkungan, terhadap kesehatan jiwa dan raga serta manfaat kepada orang lain.
Untuk hari  ini , harus memulai membagi waktu dg bijak. Jadikankanlah setiap menit seakan ribuan tahun dan setiap detik seakan ratusan tahun.
Tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya pada hari ini.
Dan hiduplah pada hari ini tanpa kesedihan, gangguan, kemarahan, kedengkian dan kebencian atau sakit hati.
…………………………….
Hari ini,
Awal dan akhir langkah
Kemana melangkah terserah kita

Detik, menit , jam
Tidak akan berhenti
Untuk apa berpikir 
Buat sesuatu dg pasti
Ayunkan Langkah dg pasti
Biarkan  jiwa  membara
Biarkan nurani  manaungi
Untuk segala kebaikan
Dg segala kerelaan

Saat langkah terhenti
Pasrahkan  pada waktu malam
Dengan damai.
Mungkin Hari Esok menyapa
Terserah kehendak-NYa

Salam